Laman

Rabu, 07 November 2012

Manga Anime ter-Populer di Dunia yg berasal dr Jepang



 1. NARUTO
Naruto adalah manga karya Masashi Kishimoto. Manga ini bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Uzumaki Naruto yang sangat berambisi menjadi hokage, bersifat tidak mudah putus asa, berisik, hiperaktif dan ambisius. Tapi, dia di asingkan dan di benci oleh masyarakat desa karena dalam tubuhnya tersegel kyubi (monster musang dengan sembilan ekor) yang telah menyerang desa bertahun-tahun yang lalu dan menewaskan banyak orang. Naruto menjadi seorang jinchuriki yang sangat kesepian. Dia tidak pernah mengenal siapa orangtuanya, bahkan siapa nama mereka. Naruto tumbuh menjadi anak yang sangat nakal, sering berbuat onar demi mendapatkan perhatian orang-orang di sekitarnya. Naruto mulai mencari jati dirinya setelah masuk sekolah ninja dan bertemu banyak teman-teman dengan kemampuan khas masing-masing. Sayangnya, Naruto sangat bodoh dalam pelajaran apapun dan selalu mendapat nilai nol. Dia akan lebih cepat mengerti jika langsung memparaktekan, dan tidak suka belajar melalui teori.
Manga Naruto pertama di terbitkan tahun 1999 oleh Shuiesha di dalam majalah Sonen Jump. Naruto memulai debut versi animenya pada tahun 2000 tanggal 3 Oktober sampai sekarang, dan di tayangkan melalu satelite khusus anime, Animax, dan di AS pada tahun 2005 melalu program Cartoon Network. Sekarang Naruto adalah manga yang paling terkenal dan sedang naik daun di seluruh dunia. Sejak awal penerbitannya, mulai bermunculan ribuan situs fans yang berisi informasi, rincian, panduan, dan forum internet tentang manga ini. Naruto vol. 7 telah memenangkan Quill Award untuk kategori best graphic novel di Amerika Utara. Sementara dalam sebuah poling 100 Anime terbaik versi tv Asahi, Naruto mampu merebut peringkat 1. Naruto bahkan sudah mampu melampaui manga Dragon Ball.


2. DEATH NOTE
Death Note adalah manga karya Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata dan mulai di buat anime pada tahun 2006 dan berlangsung selama 37 episode. Manga ini bercerita tentang seorang mahasiswa benama Light Yagami yang menemukan sebuah buku yang di buang oleh Shinigami (dewa kematian) di bumi. Buku itu berisi tentang peraturan-peraturan menggunakan Death Note (nama buku itu). Siapa saja nama yang tertulis di dalamnya akan mati, dengan catatan, si penulis harus tau nama asli dan wajah calon korban tersebut. Jika kedua hal tersebut salah, maka calon korban tidak akan mati. Ligt Yagami yang sejak dulu merasa kalau hukum di dunia ini tidak adil karena masih banyak orang-orang jahat yang berkeliaran. Karena itulah Light Yagami mulai menggunakan Death Note untuk membunuh mereka. Tapi, semua itu tidak berjalan mulus semenjak L, Detective Misterius yang sudah biasa menangani kasus-kasus kejahatan di seluruh dunia mulai mencari tau siapa pelaku pembunuhan yang menamai dirinya sebagai "KIRA". L melacak bagaimana Kira bisa melakukan pembunuhan secara bersamaan dalam waktu yang bersamaan pula, dan cara kematian mereka kebanyakan karena terkena serangan jantung. Kira yang menyadari kalau L sudah muncul sebagai pengganggu,langsung bertindak untuk mencari tau nama asli L. Tapi, L bukanlah lawan yang mudah di kalahkan. Tidak ada seorangpun yang tau siapa nama L, dan tidak ada satu orangpun yang pernah melihat wajahnya kecuali Watari. Death Note juga telah mengeluarkan versi Live Action di tahun 2006. Di bagi menjadi 2 bagian.
                                                                 
1. Death Note the first name 
2. Death Note the last name
Di perankan oleh Tatsuya Fujuwara (Light Yagami) dan Kenichi Matsuyama (L). Pada tahun 2008, Death Note di rilis lagi, sebagai movie dari Death Note 1 & 2 berjudul L Change the World.







3. BLEACH
Bleach adalah manga karya Tite Kubo.Bleach di terbitkan pertama kali pada tahun 2001, dan sudah di adaptasi menjadi serial anime. Manga ini bercerita tentang seorang siswa SMA bernama Ichigo Kurosaki yang memiliki kemampuan melihat roh. Ichigo tanpa sengaja bertemu dengan Rukia Kuchiki, siswi SMA yang seorang dewa kematian (shinigami). Saat itu, Rukia sedang memburu roh jahat yang di sebut hollow. Rukia terluka saat melawan hollow tersebut, dan tidak ada jalan lain selain memindahkan kekuatan Shinigaminya pada Ichigo. Sejak itulah pertualangan Ichigo Kurosaki dan Rukia Kuchiki di mulai. Versi Animanya mulai di tayangkan pada tahun 2004.


4. ONE PIECE
 One Piece adalah anime dan manga karya Eiichiro Oda.Komiknya mulai terbit pada tahun 1997 dan animenya mulai di tayangkan pada tahun 1999. One Piece bercerita tentang sekelompok bajak laut yang di pimpin oleh Monkey D.Luffy yang pergi mencari harta karun legendaris berwarna One Piece. Luffy adalah tokoh utama dalam manga ini, dia sangat berambisi menjadi seorang bajak laut setelah Shank si rambut merah singgah ke pulaunya. Luffy di berikan topi jerami dengan tujuan ia harus mengembalikannya kelak, dan topi jerami itu menjadi ciri khasnya. Dia memiliki kekuatan memanjangkan tubuhnya karena secara tidak sengaja memakan buah gomu-gomu, yang merupakan salah satu dari buah iblis. Pada februari 2005, One piece mencetak rekor di jepang sebagai penerbitan manga tercepat  mencapai 100.000.000 eksemplar. Hingga saat ini One Piece adalah manga paling laris sepanjang sejarah jepang dengan penjualan lebih dari 260 juta kopi. One Piece mendapat banyak pujian di antara para pembaca, terutama dalam hal gambar, karakter, humor dan cerita. One piece mencetak rekor sebagai manga paling laris sepanjang sejarah. Kesuksesan One Piece bahkan melebihi kesuksesan yang telah di raih Naruto, Dragon Ball, Bleach, Kimi no Todoke, Fairy Tail, Bakuman, Gintama dan Fullmetal Alchemist.

 5. DRAGON BALL
Dragon Ball adalah anime dan manga karya Akira Toriyama pada tahun 1984 sampai 1995. Dragon Ball bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Goku yang tinggal di gunung sendirian. Goku lalu bertemu Bulma, seorang gadis yang sangat jenius dan sedang berusaha mengumpulkan 7 bola ajaib yang katanya bisa mengabulkan semua keinginan. Bola-bola tersebut di sebut dengan Dragon Ball. Dragon Ball adalah 7 buah bola kristal yang tersebar di seluruh dunia, berwarna jingga dan terdapat pola bintang di dalamnya. Siapa saja yang berhasil mengumpulkan ke 7 Dragon Ball, saat itu akan muncul seekor naga yang dapat mengabulkan tiga permintaan apa saja, termasuk menghidupkan orang yang sudah mati. Perjalanan mencari Dragon Ball pun di mulai Goku dan Bulma. Selama mencari Dragon Ball, Goku harus bertemu dengan banyak musuh yang kuat yang juga ingin mencari Dragon Ball. Dragon Ball terdiri dari dua pembagian utama, dan masih bisa di bagi-bagi lagi yaitu : Dragon Ball (saat Goku masih kecil sampai saat Goku mengalahkan Picolo). Dragon Ball Z (Saiyan Saga, Frieza Saga, Android Saga, Buu Saga)






  

Jamais vu



Jamais vu (dari bahasa Perancis, yang berarti "pernah melihat") adalah istilah dalam psikologi yang digunakan untuk menggambarkan situasi akrab yang tidak diakui oleh pengamat.

Sering digambarkan sebagai kebalikan dari déjà vu, jamais vu melibatkan rasa keseraman dan kesan pengamat dari melihat situasi untuk pertama kalinya, meskipun secara rasional mengetahui bahwa ia telah berada di situasi sebelum. Jamais vu lebih sering dijelaskan sebagai ketika seseorang sesaat tidak mengenali kata, orang, atau tempat yang mereka sudah tahu. Jamais vu kadang-kadang dikaitkan dengan beberapa jenis aphasia, amnesia epilepsi, dan.

Secara teoritis, seperti yang terlihat di bawah ini, vu jamais perasaan dalam penderita gangguan mengigau atau keracunan dapat mengakibatkan penjelasan mengigau itu, seperti dalam khayalan Capgras, dimana pasien membutuhkan orang yang dikenal oleh dia untuk palsu ganda atau penipu. Jika penipu adalah dirinya sendiri, pengaturan klinis akan sama dengan yang digambarkan sebagai depersonalisasi, maka jamais vus dari diri sendiri atau dari "realitas realitas" sangat, yang disebut depersonalisasi (atau surreality) perasaan.

Apa itu Deja Vu ??



Deja vu, yang asal katanya diambil dari Bahasa Perancis, adalah suatu perasaan ketika seseorang mengalami sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya. Sekelompok orang mengasosiasikannya dengan gangguan pada otak sedangkan lainnya menghubungkan Deja vu dengan kehidupan lain di masa lalu. Pada suatu waktu, beberapa di antara kita tentu pernah mengalami hal ini. Apa sih sebenarnya Deja vu ini?

Apakah anda pernah mengalami situasi di mana secara sadar anda mengenal betul situasi itu yang menurut anda telah anda lalui sebelumnya? Apakah anda pernah mengalami suatu situasi di mana anda bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dan kemudian hal itu benar-benar terjadi seperti yang anda rasakan telah anda lalui sebelumnya? Jika anda pernah mengalami hal-hal tersebut, itulah yang dinamakan Deja vu. Apakah Deja vu itu? Deja vu merupakan peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi baru sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru, seseorang merasakan suatu kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang merasa telah melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu dalam mimpinya. Istilah Deja vu ini pertama kali diperkenalkan oleh Emile Boirac yang merupakan seorang peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis. Kebanyakan mereka yang mengalami Deja vu mengklaim telah melihat sesatu dalam mimpi mereka atau sangat yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu.

Beberapa Jenis Deja vu

Deja Senti: perasaan ini merujuk pada sesuatu "yang sudah dirasakan". Hal itu merupakan fenomena kejiwaan dan para peneliti meyakini bahwa sesuatu yang telah dirasakan di masa lalu itu sangat mirip dengan yang dirasakan saat ini. Kesamaan pada kedua pengalaman tersebut membuat seseorang merasa bahwa dia telah merasakan hal yang sama di masa lalu.

Deja Vecu: suatu perasaan bahwasanya segala sesuatu yang sedang terjadi baru saja itu identik dengan apa yang terjadi sebelumnya serta satu gagasan tidak wajar tentang apa yang akan terjadi berikutnya, diterminologikan sebagai Deja vecu. Seseorang yang mengalami perasaan Deja vecu mengklaim telah mengetahui apa yang sedikit lagi akan terjadi dan kadang kala merasa telah mengingat hal tersebut.

Deja Visite: Bentuk Deja vu ini merupakan suatu perasaan pernah mengunjungi suatu tempat yang benar-benar baru. Seseorang yang mengalami bentuk Deja vu ini mengklaim memiliki pengetahuan tentang sebuah tempat yang belum dikunjungi. Seseorang mengklaim mengetahui letak geografi suatu tempat, ketika dia belum pernah ke sana dalam kenyataannya. Deja visite dicirikhaskan dengan sebuah pengetahuan tidak wajar tentang suatu tempat yang belum pernah dikunjungi.

Para peneliti telah lama mencari berbagai sebab di balik Deja vu. Mereka mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia, kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan Deja vu.

Namun, para peneliti telah menemukan bahwa Deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak. Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori. Beberapa obat-obatan juga dipercaya sebaga salah satu faktor yang memicu Deja vu. Obat-obatan seperti amantadine dan phenylpropanolamine telah diteliti sebagai penyebab perasaan Deja vu. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan aksi hyperdopaminergic pada area mesial temporal otak yang menyebabkan Deja vu.

Otak manusia merupakan organ yang kompleks dan sangat menarik. Sudah merupakan kecenderungan otak untuk menarik kesimpulan dari berbagai situasi yang berbeda. Otak seringkali mencoba untuk bereksperimen mereproduksi suatu situasi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu antisipasi beberapa kejadian oleh seseorang bisa membuat orang tersebut berpikir bahwa dia telah mengalami suatu kejadian yang sama di masa lalu.

Yang menarik di sini, bisa saja terjadi bahwa salah satu dari mata kita melihat sesuatu sebelum mata yang lain. Satu mata merekam kejadian sebelumnya. Mata yang lainnya, yang merekam kejadian yang sama beberapa milidetik kemudian, membuat otak merasakan ingatan. Salah satu mata merasakan sesuatu dan otak mengartikannya. Mata lain yang tertinggal beberapa milidetik merasakan hal yang sama dan mengirim gambar tersebut ke otak. Begitu otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Gagasan ini tidak dapat menjadi alasan tepat untuk Deja vu karena orang yang hanya memiliki satu mata juga mengalami Deja vu.

Tidak semua orang percaya bahwa semua bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Beberapa teori terkait dengan Deja vu pada kemampuan fisik tertentu yang dimiliki manusia, di lain pihak, orang lain mengatakan bahwa perasaan Deja vu merupakan hasil dari kehidupan lain di masa lalu. Memang benar, Deja vu memiliki sifat-sifat misterius.




Hampir semua dari kita pernah mengalami apa yang dinamakan deja vu: sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya. Peristiwa ini bisa berupa sebuah tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang sedang dilakukan, atau sebuah acara TV yang sedang ditonton.

Lebih anehnya lagi, kita juga seringkali tidak mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman sebelumnya itu terjadi secara rinci. Yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.

Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yang mencoba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya adalah teori yang mengatakan bahwa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau. Bagaimana penjelasan ilmu psikologi sendiri?

Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif

Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.

Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.

Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium


Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.

Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan. Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.

LiveScience juga melaporkan percobaan Akira O’Connor dan Chris Moulin dari University of Leeds dalam menciptakan sensasi deja vu melalui hipnosis. Para partisipan pertama-tama diminta untuk mengingat sederetan daftar kata-kata. Kemudian mereka dihipnotis agar mereka ‘melupakan’ kata-kata tersebut. Ketika para partisipan ini ditunjukkan daftar kata-kata yang sama, setengah dari mereka melaporkan adanya sensasi yang serupa seperti dejavu, sementara separuhnya lagi sangat yakin bahwa yang mereka alami adalah benar-benar deja vu. Menurut mereka hal ini terjadi karena area otak yang terkait dengan familiaritas diganggu kerjanya oleh hipnosis.