Laman

Kamis, 01 November 2012

Sakura dan Edelweis #chapter 1



               Sakura dan Edelweis








Osaka, 20 Oktober, 2012


          Gadis bermata bulat dengan rambut hitam dan panjang itu menyelesaikan permainan biolanya dengan sangat menakjubkan dan di sambut tepuk tangan meriah oleh teman-teman yang menyaksikannya, seperti saat pertunjukan gadis itu sebelumnya.

"ini akan menjadi pertunjukan terakhir Hayashi Edelweis di Osaka, karena besok, dia akan berangkat ke Tokyo sekaligus menetap di sana" moderator acara langsung mengambil alih situasi setelah tepuk tangan penonton mereda. Di sampingnya, Hayashi Edelweis duduk dengan senyum lebar setelah memainkan biolanya dengan sangat memukau. Perempuan yang menjadi moderator itupun, memberikan kesempatan untuk Edelweis, agar gadis remaja itu bisa menjelaskan lebih detail tentang kepindahannya ke Tokyo. Pertunjukan ini bukanlah pertunjukan besar-besaran, ini hanya semacam perunjukan terakhir untuk High School-nya. Hayashi Edelweis akan melanjutkan sekolahnya di Tokyo, dan akan lebih mengasah bakatnya dalam bermain biola.

_______________


Amsterdam, 21 Oktober, 2012


          Nakashima Sakura, gadis dengan rambut sebahu berwarna agak kecoklatan itu sedang memasukan beberapa pasang pakaiannya ke dalam travel bag-nya
Gadis itu sudah sangat siap untuk terbang ke Tokyo malam nanti.

"apakah aku sudah terdaftar dengan resmi?" gadis itu bertanya sambil berusaha menyibukkan dirinya dengan memasukkan beberapa setelan bajunya ke dalam travel bag. Ia harus terlihat sangat sibuk, karena kalau tidak, ia tak akan bisa berjalan-jalan dengan sepeda sore ini, karena harus mengajari adik sepupunya bermain piano, dan pekerjaan menjadi guru piano tak resmi sangat menjengkelkan. Gadis itu tidak akan lagi melewatkan musim gugur di Tokyo seperti tahun-tahun lalu. Ia akan kembali ke Tokyo, tinggal disana bersama pamannya sementara orangtuanya akan tetap di Amsterdam.

________________


          Musim gugur memang sedang meliputi jepang sejak awal september sampai november depan. Menantikan saat-saat momiji* akan mucul sama halnya dengan menanti mekarnya bunga sakura pada musim semi. Musim gugur di Tokyo memang sangat indah. Di sepanjang jalan-jalan kecil, daun momiji sudah mulai berguguran dan membuat tanah seakan telah dihias. Tangga-tangga di taman atau di halaman pun sudah di penuhi oleh momiji yang sudah berguguran.

          Hayashi Edelweis, menatap gedung sekolah di depannya dengan takjub, bukan karena sekolah itu bagus atau besar, tapi, lebih karena rasa senang yang melingkupinya. Melanjutkan High School di Tokyo adalah impiannya, walaupun di Osaka ia sempat merasakan bagaimana masuk High School.

"apa kamu yakin di sini akan baik-baik saja?" Hayashi Kotaro bertanya pada adik perempuannya sambil melihat melalu kaca mobil.
"tentu saja, apa aku terlihat seperti gadis pembuat onar?" Edelweis menggerutu sambil melihat gerbang di depannya yang sudah sangat ramai.
"baiklah, jangan memasang wajah mendung di hari pertama mu di sekolah baru, kau tahu? yang ku dengar, anak laki-laki di sekolah ini tampan-tampan" Hayashi Kotaro berujar lagi, bermaksud untuk memprovokasi adiknya ini untuk segera mencari pacar. Hayashi Edelweis menghela nafas dengan berlebihan mendengar informasi tidak penting dari kakaknya.
"baiklah, aku akan mencari pacar yang paling tampan sampai aku tidak akan punya waktu lagi untuk pulang ke rumah dan mengurusi Oniichan" gadis itu mulai mengancam kakaknya, lagi. Ia tahu kalau Hayashi Kotaro tidak akan bisa hidup tanpanya. Tidak setelah orangtua mereka menitipkannya pada Hayashi Kotaro sejak hari ini, hari dimana Edelweis akan menetap di Tokyo bersama kakaknya.
"aah, baiklah, lebih baik kau tidak punya pacar seumur hidupmu" erang kakaknya. Edelweis tersenyum kecil.
"aku harus masuk sekarang, Oniichan tidak perlu menjemputku, aku akan pulang sendiri dengan bus, taxi, kereta, atau kendaraan apapun yang bisa membawaku sampai ke flat kita dengan selamat" ujarnya sambil membuka pintu mobil kakaknya.
"baiklah, nona. Selamat belajar, dan ingat! jangan mencari pacar karena aku tidak ingin kau mencampakkanku!" peringat Hayashi Kotaro serius. Edelwies tersenyum tak acuh lalu turun dari mobil kakaknya bersama tas berisi buku-buku pelajaran, dan biola kesayangannya tentu saja. Gadis itu melambaikan tangan ke arah kakaknya, kemudian melangkah masuk dengan senyum lebar.
___________

         Nakashima Sakura menggerutu tidak jelas sepanjang jalan menuju sekolahnya. Ia menggerutu kenapa suasana hatinya harus pekat di hari pertama ia masuk High School baru? Ini semua gara-gara Hashimoto Mizuki, pamannya yang tidak tau diri itu__hanya pagi tadi__ membuatnya jengkel karena tidak bisa mengantarnya ke sekolah dengan alasan ia harus mengantar pacarnya yang semalam memang menginap di flat mereka. Seharusnya, ia mengantar Sakura di hari pertama keponakannya itu masuk High School. Bukankah keponakan lebih penting dari pacar? mungkin. Lagipula, kenapa perempuan pamannya itu sama sekali tidak menolak saat akan diantar pulang dengan harus mengorbankan keponakan sendiri? Nakashima Sakura merasa kalau ia harus mulai menjauhkan pamannya dari perempuan seperti itu. Kalau nanti mereka berencana akan menikah, Sakura adalah anggota keluarga yang akan angkat tangan paling pertama, tidak setuju!. Gadis itu berhenti menggerutu saat langkahnya berhenti tidak jauh dari gerbang sekolah. Kedua matanya berbinar dan senyumnya merekah dengan sempurna, melupakan problem dengan pamannya semudah membalikan telapak tangan. Sekolah sudah sangat ramai, dan daun dari pohon-pohon yang berjejer di sepanjang jalan menuju sekolah memang sudah berubah warna menjadi kuning, merah, dan orange, momiji. Oh, gadis itu sangat memuja saat musim gugur di tanah kelahirannya.
 "Koishitai Gakuen" suara itu membuat Nakashima Sakura menoleh ke samping kanannya. Seorang siswa dengan rambut hitam, mata sipit khas Jepang, dan semua ciri-ciri itu terlihat seperti tokoh laki-laki dalam anime.
____________

          Seragam siswa dan siswi disini tidak begitu jelek, juga tidak begitu bagus. Masing-masing sekolah memiliki jenis seragam yang hampir sama. Di Koishitai Gakuen, untuk seragam siswa, jas berwarna hitam, dan kemeja putih di dalam. Di tambah dasi berwarna hitam-putih dengan corak garis-garis miring berselang antara hitam dan putih, yang terakhir adalah celana panjang berwarna cream. Sementara untuk siswi, jas hitam dengan garis putih di pinggirnya, dan kemeja berwarna putih polos di dalam, dasi berwarna biru terang, dan rok lipat selutut berwarna merah hati di tambah garis-garis tipis berwarna putih.
Setelah selesai menyanyikan Kimigayo*, semua siswa dan siswi di persilahkan untuk memasuki ruang kelas masing-masing.
          Nakashima Sakura menoleh dan mendapati siswa yang tadi berdiri di sampingnya di depan gerbang sekolah, sedang duduk di sampingnya. Mereka akan menjadi teman sebangku mulai hari ini. Sepertinya, bangku ini milik laki-laki itu. Di sini satu-satunya bangku kosong yang Sakura lihat saat pertama kali masuk kelas. Setelah guru laki-laki tadi mengenalkannya di depan kelas, kemudian keluar setelah menyuruh Sakura memilih sendiri bangku mana yang akan menjadi tempat duduknya.
"kau orang Tokyo?" laki-laki itu bertanya setelah menyadari kalau Nakashima Sakura sedang memperhatikannya dari tadi.

"oh? iya, aku akan menetap di Tokyo mulai hari ini" jawabnya dengan senyum lebar.
"mulai hari ini? lalu, dimana kau tinggal selama ini?" laki-laki itu bertanya lagi
"Amsterdam" jawabnya.
"bukankah Amsterdam itu di Belanda?"
"iya, kau pernah ke sana?" giliran Sakura bertanya. Laki-laki itu tersenyum sambil menggelang, kemudian menjawab "ah, tidak, aku hanya sering mendengarnya, aku bukan orang yang biasa bepergian jauh" jelasnya.
"jadi?", laki-laki itu mulai berbicara lagi," kau menghabiskan masa kecilmu sampai sekolah menengah di Amsterdam?." Sakura mengangguk lagi.
"apakah tidak sebaiknya kita berkenalan dulu sebelum saling bercerita?" Nakashima Sakura mengeluarkan pendapatnya, membuat teman duduknya itu tersenyum.
"kurasa kau benar" gumamnya pelan, kemudian mengulurkan tangan kanannya di depan Sakura
"Yamashita  Haru" ucapnya dengan senyum lebar. Sakura menyambut uluran tangan itu dengan hangat
"Nakashima Sakura." Yamashita Haru, teman pertama yang di dapatkannya di kelas ini, kelas XC.

__________


          Oh, Hayashi Edelweis tidak menyangka kalau dirinya akan menempati kelas XA, bukankah itu kelas X pertama? Gadis itu berpikir kalau ia lebih suka urutan ketiga atau ke-empat saat pembagian kelas.

"hei" suara itu membuat Hayashi Edelwes mendongak, dan mendapati seorang gadis berambut sebahu agak kemerahan berdiri di depannya, poninya sesekali terlihat hampir menutupi matanya.
"bolehkan aku duduk di sini? ini tempat duduk ku" tanyanya sambil menunjuk bangku yang masih kosong di samping Edelweis. Ternyata bangku di sebelahnya tidak kosong. Edelweis mengangguk pasti. Lalu mempersilahkan gadis berambut agak kemerahan itu menempati bangkunya sendiri. Lagipula kenapa dia harus minta ijin?
"Fujita Natsume, akhirnya aku punya teman duduk" gadis itu memperkenalkan diri setelah mengulurkan tangan kanannya di depan Edelwes.
"Hayashi Edelweis" Edelweis menyambut uluran tangan itu
"wow! namamu terdengar aneh" 
"benarkah?"
"matamu juga bulat, apa kau asli jepang dan selama ini tinggal di Tokyo?" Fujita Natsume bertanya dengan suara yang kagum.
"ayahku orang Belanda, dan ibuku asli jepang, aku tinggal di Osaka dan mulai hari ini akan menetap di Tokyo" Edelwes menjelaskan dengan perlahan-lahan. Fujita Natsume mengangguk-angguk mengerti.
"kau tahu? aku sudah dua hari duduk sendirian" lapor Fujita
"oh ya? kenapa?"
"aku berkelahi dengan teman dudukku. Akhirnya dia pindah tempat duduk karena kesal padaku. Itu bagus karena bukan aku yang harus repot pindah"  
"kedengarannya lumayan menarik, kalian pasti meributkan masalah anak laki-laki" tebak Edelweis. Kedua mata Fujita berbinar "bagaimana kau bisa tahu?" tanyanya.
"aku hanya menebak, bukankah gadis seumuran kita memang seperti itu? kebanyakan" jawab Edelweis dengan senyum lebar.
"kau terdengar seperti gadis jepang asli "
"kau pikir aku palsu? aku hanya memiliki darah campuran, dan itu sama sekali bukan hambatan"
____________