Laman

Kamis, 07 Februari 2013

Apa itu Cerita Berbingkai ?




Cerita berbingkai merujuk kepada bentuk antara kesusasteraan purba yang telah termasyur ke seluruh dunia, yang berpuncak atau berpokok dari pada suatu cerita yang kemudiannya menceritakan bermacam-macam cerita lagi dalam cerita asalnya. Maka cerita yang menjadi punca atau pokoknya itulah yang dianggap sebagai bingkai­nya.

Pengertian                     
Yang dimaksud cerita berbingkai yaitu cerita yang tokohnya bercerita kepada tokoh lainnya. Jadi di dalam cerita berkembang dengan cerita lainnya. Cerita berbingkai disebut juga “raamverhaals” oleh Winstedt.
Cerita berbingkai pertama kali muncul di India. Di India selatan pada waktu itu banyak pengaruh kebudayaan Persi yang masuk ke Indonesia melalui jalan yang sama. Ada karangan yang asli dari Persi dan ada pula karangan Persi yang disusun di India selatan. Berikut akan diuraikan secara berturut – turut cerita – cerita yang tlah disebut di atas.

A.PANCATANTRA
            Pancatatra adalah hasil kesusastraan India yang sudah tua sekali. Dinamakan demikian karena memiliki lima bingkai ceritera. Pancatatra sudah tersebar ke tiga benua, yakni Asia, Eropa, dan Amerika, serta sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari lima puluh bahasa. Pancatantra ini meluas ke Eropa melalaui bahasa Arab. Dalam kesusastraan India buku ini semula untuk tujuan didaktis.
           Sesungguhnya pancatantar ini sudah tua sekali karena di India pun sudah timbul beberapa versi, yang asli telah tiada. Kita dapati dua versi : pertama versi panjang textus arnation  tahun 1199 dan yang pendek disebut textus simplicion, yang dianggap lebih asli yang pendek karena yang panjang banyak tambahan – tambahan. Adapun saduran – saduran lain yang terdapat di India sendiri Hitapadesya. Bedanya dengan Pancatantra, Hitapadesya hanya berisi empat pasal saja :
  1. Cara mendapatkan teman
  2. Cara memisahkan teman
  3. Soal peperangan
  4. Soal perdamaian
Saduran lainnya adalah Cerita Tantri yang bedanya dengan Pancatantra :
  1. melalui bahasa Persi
  2. Mel;alui bahasa Syiria
  3. Melalui bahasa Arab
Cerita Tantri adalah saduran dari Pancatantra.
Di Indonesia banyak cerita Tantri dalam bahasa Bali Jawa dan Madura. Yang terdapat di dalam bahasa Jawa ada yang mengatakan dari jawa kuno, jawa pertengahan, dan baru. Yang pernah menyelidiki cerita Tantri ini : Hooykaas yang mengambil kesimpulan cerita Tantri berasal dari Jawa Pertengahan. Penyelidikan ini dimuat dalam disertasinya yang berjudul “Tantri de Middel Javaansche Pancatantra Bewerking” 1929.
Cerita Tantri diberi bingkainya dari seribu satu mlam, yaitu istri yang serong membuat raja kejam, diakhiri oleh istri yang cerdik.

Adapun ciri-ciri Cerita Bebingkai adalah :
1. Dari segi isi cerita – isi cerita berasal dari India, sampai ke dalam kesusasteraan Melayu melalui Arab Parsi. Unsur-unsur pengaruh Islam lebih ketara berbanding unsur pengaruh Hindu.
2. Struktur isi terbahagi dua bahagian;
i. pokok cerita
ii. cerita-cerita sisipan
3. Watak dan perwatakan
i. watak manusia – kalangan istana dan rakyat biasa
ii. watak binatang – diberi sifat-sifat personifikasi
Watak utama sebagai “tukang cerita” sebagai watak penyelamat melalui cara bercerita. Contoh dalam Hikayat Bayan Budiman – Burung Bayan berperanan sebagai pencerita bagi menyelamatkan isteri tuannya dari melakukan kejahatan dan kecurangan ketika suaminya tidak ada di rumah.
4. Kaya dengan nilai-nilai moral yang tinggi – seperti ketabahan, kesetiaan, kejujuran dan keadilan
5. Mengandungi unsur pengajaran dan pendidikan. Contoh, sifat dan kelakuan yang baik ditunjukkan melalui watak-watak dalam cerita sisipan boleh dijadikan sebagi contoh teladan. Begitu juga dengan tindakan melengah-lengahkan masa berbuat sesuatu keburukan akhirnya dapat menghasilkan kebaikan.

Contoh cerita berbingkai ialah ;
a. Hikayat Bayan Budiman
b. Hikayat Kalila Wa Daminah
c. Hikayat Bakhtiar
d. Hikayat Seribu Satu Malam
Fungsi Cerita Berbingkai
:
1. Sebagai alat pendidikan moral
- Isi cerita kaya dengan unsur didaktik dan pendidikan, sebagai contoh teladan daripada sifat-sifat watak dan peristwa yang berlaku
- Unsur-unsur dan nilai-nilai moral yang tinggi seperti kesetiaan, ketabahan, kejujuran dan keadilan
- Sifat-sifat watak baik / bermoral tinggi dipertentangkan dengan sifat watak-watak jahat
- Unsur-unsur keislaman seperti ketaqwaan kepada Allah dan konsep pengajaran Islam dan pemikiran Islam yang tinggi
2. Sebagai alat hiburan :
- cerita memberi keehatan fikiran
- penyelesaian cerita memberi kemenangan kepada yang benar berupaya menggembirakan.