Laman

Jumat, 21 Desember 2012

Sakura dan Edelweis # chapter 3

Sembilan hari kemudian...

"Haru-kun!" Sakura menepuk bahu Yamashita Haru yang sudah tiba di sekolah lebih awal.Niatnya ingin mengagetkan laki-laki itu.Haru mendongak,dan mendapati wajah cerah Sakura dan senyum jahil gadis itu menghiasi wajahnya.Haru langsung memasang wajah kesal yang di buat-buat.Sakura meletakan tas punggungnya di atas meja kemudian duduk,mimik wajahnya berubah serius.Gadis itu kemudian berbisik ke arah Haru.
"menurutmu,bukankah Hayashi-chan dan Yoichi Oniisan terlalu dekat?" Sakura mengeluarkan isi hatinya yang terasa mengganjal beberapa hari terakhir.
"siapa bilang?" Haru langsung menoleh dengan kening mengerut.Wajah laki-laki itu berubah mengeras.
"ada apa? kenapa kau yang panik?" selidik Sakura,gadis itu menatap wajah Haru yang mulai gelagapan mencari jawaban.Senyum Sakura mucul sedikit,kemudian berubah menjadi tawa saat Haru menatapnya dengan bingung.
"aku tau" Sakura mengibaskan tangan kanannya dengan senyum lebar "tapi,Haru-kun,itu berarti sainganmu adalah kakak mu sendiri,kau tahu?" lanjut Sakura dengan dengan wajah yang berubah serius.Gadis itu seolah sedang berpikir keras bagaimana cara kakak beradik ini bisa menyukai gadis yang sama.Sementara,kening Haru mengerut,bingung apa yang sedang Sakura ocehkan.
"tapi kau tenag saja,aku seratus persen akan mendukungmu" Sakura memberi semangat sambil menepuk-nepuk bahu Haru dengan yakin.
"ap-apa yang sedang..."
"kau tidak perlu begitu terhadapku,Haru-kun.Kalau kau berhasil,kau hanya perlu mentraktir ku Mochi bakar.Hayashi memang cantik,matanya bulat berwarna hitam.Yoichi Oniisan juga tampan.Oh...tapi kau tentu lebih tampan,sungguh! Yamashita Haru jauh lebih tampan" puji Sakura.Gadis itu tidak bisa berhenti mengoceh dari tadi.Maka,yang harus Haru lakukan adalah dengan pura-pura tidak mendengar,dengan begitu,ia yakin kalau Sakura akan akan berhentimembicarakan sesuatu yang tidak penting.Setidaknya,menurut Haru.
"kenapa kau diam saja?" tanya Sakura beberapa menit kemudian karena Haru sama sekali tidak menggubrisnya.
"anak ini,apa yang sedang kau ocehkan dari tadi?" Haru akhirnya punya kesempatan untuk menjernihkan otak gadis itu.
"apa? aku bilang apa? jadi kau tidak mendegarkan aku bicara?" suara Sakura meninggi.
"aku dengar Sakura-chan,tapi aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan"
"kau tidak mengerti?" suara Sakura semakin meninggi.Haru memandang teman-teman sekelasnya yang baru berdatangan dan mendapati pemandangan kalau Nakashima Sakura sedang meneriaki Yamashita Haru dengan bersungguh-sungguh.
"bagaimana bisa kau tidak mengerti apa yang sedang aku bicarakan dari tadi?" kali ini Sakura meneriaki Haru sambil berdiri.Gadis itu menatap Haru dengan tajam,bibirnya mengerucut,dadanya terlihat naik-turun.Melihat Sakura yang sepertinya siap untuk membunuhnya saat itu juga,membuat Haru merutuki dirinya sendiri.Seharusnya ia tidak lupa kalau Sakura sedang marah,gadis itu akan sangat menyeramkan.Haru menggaruk kepalanya yang tidak gatal,wajahnya jelas menyiratkan kalau ia benar-benar tidak ingin melihat Sakura marah-marah di tempat umum.
Haru baru saja akan membukan mulutnya untuk menenangkan gadis itu ketika di lihatnya kakaknya masuk ke kelas,memegang tangan Sakura kemudian tersenyum.
"aku akan meminjamnya sebentar" ujar Yoichi pada adiknya.Kedua alis Haru terangkat.Sementara Sakura,menatap Yoichi dengan bingung.Gadis itu menurut ketika Yamashita Yoichi menyeretnya keluar dari kelas.
_______

"Kenapa Oniisan terlihat khawatir terhadap Haru-kun?" Edelweis bertanya saat waktu istirahat tiba dan Yamashita Yoichi mengajaknya untuk makan bersama.
"oh ya? apa aku terlihat mencolok?" tanya Yoichi dengan kedua alis terangkat seolah ia tidak menyadari kalau dirinya sangat protektif terhadap adiknya.
"iya,misalnya setiap kali Haru-kun berniat pulang bersama dengan Sakura-chan,dan berencana untuk pergi jalan-jalan" ujar Edelweis sambil mengingat-ngingat lagi kejadian itu yang beberapa kali pernah terjadi.Yoichi tertawa pelan mendengar apa yang baru saja Edelweis katakan,kemudian laki-laki itu berkata "aku memang selalu mengkhawatirkannya,kau tahu? dia masih kecil dan aku harus menjaganya"
"kurasa Haru-kun bukan anak kecil lagi,dia sudah masuk High School,iya kan?"
"kalau begitu,anggap saja aku terlalu sayang padanya"
"memang seharusnya seperti itu" ujar Edelweis dengan senyum lebar.Yamashita Yoichi menghela nafasnya yang terasa berat,kemudian menghembuskannya dengan hati-hati
___________

Begitu bel tanda istirahat berbunyi.Haru langsung menghujani Sakura dengan berbagai pertanyaan seputar kejadian kakaknya yang tiba-tiba muncul dan menyeret Sakura keluar kelas.
"kenapa Oniichan mencari mu?" nada pertanyaan Haru terdengar menyelidik.Sakura menoleh setelah memasukan buku-buku pelajarannya,kemudian menjawab "kita harus makan dulu,aku kelaparan"jawab Sakura,lantas berdiri,kemudian menarik lengan Haru untuk ke luar dari kelas,beserta bekal yang di bawa-laki-laki itu seperti biasanya
"kenapa laki-laki seperti mu sangat hobi membawa bekal?" Sakura langsung protes.Padahal beberapa hari yang lalu,gadis itu sama sekali tidak berkomentar tentang Haru yang selalu membawa bekal ke sekolah.Ya,walaupun ada banyak siswa dan siswi yang membawa bekal.Tapi,Sakura merasa kalau Haru bukan tipe laki-laki yang hobi membawa bekal setiap hari.Siswa lain juga tidak terlalu sering membawa bekal,itu hanya terjadi kalau mereka sudah agak bosan dengan makanan di sekolah.
"kenapa? anak-anak yang lain juga banyak yang membawa bekal" Haru membela diri
"i see Haru-kun,tapi mereka tidak membawa bekal setiap hari seperti yang kamu lakukan" Sakura masih menyelidik.Gadis itu beranjak sebentar untuk mengambil makanannya,kemudian kembali ke tempat Haru menunggu.
"sejak kapan kau jadi detektif?" Haru mulai kesal dengan Sakura yang tiba-tiba mulai menyelidik seperti itu.Nakashima Sakura mencibir,kemudian mulai makan.
"kau belum menjawab pertanyaan ku" cetus Haru yang juga sudah mulai makan
"yang mana?" sahut Sakura sambil menguyah
"kenapa Oniichan mencari mu?"
"ah,itu!" Sakura langsung teringat kejadian pagi tadi dimana dirinya di seret keluar dari kelas oleh Yamashita Yoichi "bukan urusan mu!" lanjut Sakura lalu kembali menguyah.Kali ini,Haru cukup merasa dirinya berbaik hati dengan tidak memaksa Sakura untuk menjawab pertanyaannya tentang kakaknya yang pagi tadi tiba-tiba muncul di kelas dan menyeret gadis itu keluar kelas.
Dalam perjalanan kembali ke kelas,Sakura merasa ada satu hal yang sangat ingin di tanyakannya pada Haru.Gadis itu menoleh dengan cepat dan mendapati Yamashita Haru sedang manatap ke arahnya.Haru bahkan belum sempat untuk mengalihkan pandangannya karena gerakan kepala Sakura yang terlalu cepat.Membuat kedua matanya melebar kaget.Kening Sakura mengerut samar,kemudian gadis itu bertanya "kenapa kau terus melihat ke arah ku?"
"si-siapa yang meilhat mu?" jawab Haru gelagapan.Sakura menyipitkan matanya menatap wajah Haru,berusaha mencari tahu apakah laki-laki itu sedang membohonginya atau tidak.Sejurus kemudian,tawa Sakura berderai,gadis itu lalu mengibaskan tangannya sambil berkata "aku tau aku cantik,Haru-kun.Tapi kau tidak perlu menatapku setajam tadi,kau tahu? ini masih area sekolah.Mereka akan berpikir kalau kau ingin melakukan sesuatu yang buruk terhadapku kalau kau terus menatapku seperti yang baru saja kau lakukan" celoteh Sakura.Gadis itu bercanda.Tentu saja.Dan cadanya membuat Haru tidak bisa menahan diri untuk tidak memukul kepala gadis cerewet di sampingnya.
"kenapa kau sangat terobsesi memukul kepala ku?" Sakura menggerutu sambil mengusap-ngusap kepalanya.
"kemari!" dan langsung menarik lengan Haru agar lebih mendekat.Kemudian gadis itu mulai bertanya dan melupakan rencana balas dendam yang tadi sempat terbesit dalam pikirannya untuk membalas Haru yang selalu dan muali terbiasanya memukul kepalanya.
"omong-omong,kenapa Yoichi Oniisan sangat protektif terhadap mu?kupikir,seorang kakak memang harus peduli terhadap adiknya,begitupun sebaliknya.Tapi Haru-kun,menurutku Yoichi Oniisan terlalu berlebihan terhadap mu"
"astaga! kenapa kau sangat cerewet?" omel Haru,kemudian berjalan masuk ke kelas.Di belakang,Nakashima Sakura mengikuti dan mulut gadis itu sudah berubah bentuk menjadi kerucut.
"aku tidak cerewet Haru-kun.Aku hanya mengkhawatirkan mu,kau tahu?" Sakura menatap Haru,hanya sisi kanan dari wajah laki-laki itu,karena mereka duduk bersisihan di kelas.Haru menoleh,dan sekarang,Sakura bisa melihat wajah laki-laki itu dengan utuh.
"kau mengkhawatirkanku? bernarkah?" tanya Haru dengan kedua alis terangkat.Sakura mengangguk.
"kalau begitu,kau harus membantu ku" lanjutnya
"tentang apa?"
"tanyakan pada Oniichan,kenapa beberapa minggu terakhir ini,dia bersikap protektif terhadap ku.Juga,kalau kau bisa,tanyakan pada Ayah dan Ibu ku" pinta Haru.Sakura mengerutkan keningnya.Kalau pada Haru saja mereka tidak menjawab.Apalagi pada ia yang bukan siapa-siapa?
"apa kau pernah bertanya?" tanya Sakura
"aku sudah bosan bertanya setiap hari.Mereka mulai melarang ku untuk makan ini-itu tanpa persetujuan mereka.Mereka juga mulai mempermasalahkan kalau aku akan keluar bahkan untuk sekedar jalan-jalan.Mereka juga mulai membatasi waktu kapan seharusnya aku berhenti keluyuran dan beraktifitas" jelas Haru.Laki-laki itu menatap Sakura dengan serius.Berharap kalau gadis cerewet di sampingnya ini bisa memberikan solusi sehingga ia tidak akan merasa frustasi seperti ini.
"sejak kapan keluarga mu bersikap seperti itu?"
"dua bulan yang lalu.Sejak aku tiba-tiba mengalami demam tinggi,dan muntah berkali-kali.Aku membuat seisi rumah panik.Ayah tidak berangkat kerja.Oniichan juga absen ke sekolah.Sebelum aku terserang demam tinggi itu.Beberapa minggu terakhir,aku memang hampir setiap saat merasa pusing dan lelah.Dan pagi itu,kurasa adalah puncaknya...."
"tunggu!" Sakura langsung memotong kata selanjutnya yang akan di ucapkan Haru.Gadis itu berubah menatap Haru dengan sangat ber-empati dan antusias.
"astaga! kau pernah sakit separah itu? Ya Tuhan,anak ini!" Sakura memukul pelan bahu Haru.Nada bicara gadis itu terdengar seperti sebuah omelan halus.
"kenapa kau memotong cerita ku? aku belum selesai!" Haru menggerutu.Kemudian melanjutkan ceritanya. "Aku di bawa ke rumah sakit dalam keadaan pingsan.Saat aku sadar,aku mengira kalau aku sudah mati.Ruangan dengan warnah putih yang mendominasi.Tapi aku masih bisa mendengar suara mereka memanggil-manggil nama ku.Ketika ku dapati,di sebelahku ada Ayah,Ibu,dan Oniichan,menatap ku dengan wajah-wajah kaku mereka,kau tahu? mereka bilang aku pingsan sekitar 13 jam.Dan ternyata,dokter bilang kalau aku hanya kelelahan beberapa  minggu terakhir.Ya,aku memang merasa sangat sibuk dengan kegiatan sekolah,kau tahu?aku pergi di pagi hari,kemudian pulang saat malam.Benar-benar sibuk"
"mungkin karena kejadian itu keluarga mu berubah protektif.Tapi sangat berlebihan,menurutku" Sakura berargumen.Yamashita Haru mengangguk,menyetujui apa yang di katakan Sakura.
"apakah setelah itu,kau merasa sering pusing lagi?"
"tidak,obat yang di berikan dokter cukup ampuh.Katanya,aku tidak di perbolehkan terlalu kelelahan.Tidak boleh makan sembarangan,apa itu tidak aneh? aku juga masih di suruh untuk meminum obat itu sampai sekarang.Sudah hampir tiga bulan.Kenapa masih harus ku minum terus?"
"mungkin agar kamu tidak merasa sering pusing lagi,obat sebagai vitamin juga" ujar Sakura
"tapi mereka terlalu protektif.Seperti minggu lalu,saat aku akan menemani mu jalan-jalan.Kau lihat?aku di suruh memakai jaket setebal itu,dan juga syal.Dan lagi,Oniichan ikut bersama kita" Haru bersikeras.Bahwa sikap protektif keluarganya sangat berlebihan.Nakashima Sakura menggelengkan kepalanya dengan kening mengerut.
"sudahlah,mungkin itu terjadi karena kamu pernah hampir meninggal karena sakit,kan? jadi wajar"
"oh ya!" Haru tiba-tiba berseru dengan kedua mata berbinar.Senyum laki-laki itu mengembang.Sakura menatap Haru dengan alis terangkat.
"bagaimana kalau nanti malam kita ke..."
"Disneyland!" seru Sakura.Gadis memotong kata-kata Haru dengan bangga.
"astaga! aku bahkan belum selesai bicara!" Haru menjitak kepala Sakura pelan. "dan gak ada acara ke Disneyland.Kita hanya akan mengunjungi

1 komentar:

febi mengatakan...

hadoooooh...males ngelanjutin!:(